Solitude (Catatan Hati Si Introvert)


Adakah di antara kalian sosok introvert?

Kawan?
Ayah?
Ibu?
Adik?
Kakak?

Atau bahkan kalian sendiri?
Saya seorang introvert. Tipe kepribadian yang lebih senang sendiri dan bukan antisosial.

Banyak dilemanya menjadi pribadi ini. Dan kadang suka disalahartikan oleh kebanyakan orang yang belum mengenalnya. Sungguh, bahkan diri sendiri pun dibuat susah paham dan galau bertubi-tubi.

Apalagi jika bertemu orang baru. Dalam hati rasanya berkecamuk bimbang antara mau ajak ngobrol asik atau lebih memilih diam, menunggu disapa dulu.

Atau bertemu teman lama yang nggak terlalu dekat. Asli sumpah! Rasanya mau loncat dari jembatan ancol. Mau nyapa kok sungkan rasanya, takut dia nggak kenal atau lupa sama kita. Tapi nggak nyapa kok takutnya dia berpikiran kita sombong banget.

Salah kan???

Pernah beberapa waktu lalu, teman satu angkatan datang berkunjung ke almamater. Saya kenal mereka dan pasti mereka kenal saya. Tapi masalahnya, nggak ada catatan dalam sejarah bahwa kita pernah dekat. Jadi saat berpapasan, you know what happen to me?

Panas dingin - keringet nyucur boooo.....

Alhasil saya nggak sapa mereka dan terus berjalan nunduk pura-pura nggak lihat. Ya Allah, salah nggak sih eike??

Eh, ditanya sama murid.

"Miss belle kok nggak sapa temen-temen miss belle? Mereka seangkatan kan sama miss belle?"

Saya cuma bisa mesem-mesem aja.

Dan, di sinilah saya akan buka semuanya. Perasaan saya. Apapun itu.

Bahwa saya sendiri pun juga dibuat pusing dengan pribadi introvert ini. Tapi saya tetap menikmatinya.

Meski suka banyak mikir, pikiran nggak pernah sepi, maunya disapa duluan, lebih senang diam mendengarkan dari pada mengambil-alih atau menguasai pembicaraan. Saya tetap menikmatinya.

Bicara tentang menguasai pembicaraan, salah satu kelemahan saya yang justru ini menjadi hal paling istimewa dari pribadi introvert adalah paling nggak bisa bicara di depan orang banyak!! Apalagi tidak terencana.

Kalau saya disuruh maju untuk berbicara di muka umum, saya akan mempersiapkannya lebih dulu dengan sematang-matangnya. Jika tidak, semua akan kacau-balau. Susunan kata saya akan acak adul, keringat dingin, gugup, dan berakhir saya akan amat sangat menyesal karena dirasa telah gagal. Percaya deh!

Jadi, saya lebih memilih untuk duduk manis di belakang panggung. Saya nggak nyaman banget jika diri saya maupun cara kerja saya harus terekspose ke publik.

Ya tuhaaaan...

Gini amat ya jadi seorang introvert??

***

Apa kelebihan introvert?

Yah, saya sih merasa bahwa saya akan sangat terbuka dan care jika sudah dekat dengan seseorang.

Atau memiliki kamampuan berbicara dari hati ke hati. Hehehe...

Contohnya, salah satu murid saya tahun lalu, panggil saja Sa.

Saya dekat sekali dengannya. Dia anak yang terbuka dan asik, itulah yang membuat saya percaya padanya dan mau membuka diri untuknya.
Meskipun dia tidak dengan detail menceritakan dirinya, tapi saya tahu semua tentang dia. Cara makannya, pakaian yang dikenakannya, cara berbicaranya, suaranya. Bahkan jika ada sedikit saja ekspresinya yang berubah dari biasa, saya akan bertanya langsung, "kamu sakit ya?"

Saya pandai mengamati. Memperhatikan.

Tanpa banyak bicara, saya kenal luar dalam orang-orang yang saya sayangi.

Saya juga cukup simpel dan nggak suka ribet. Jika dirasa saya tidak suka, saya akan menjauh, tidak terlalu mempermasalahkannya. Jika orang lain tidak suka, saya akan bertingkah seolah-olah tidak ada apa-apa. Yah, meskipun hati dan pikiran saya semrawut, hehe...

***

Oke, sampai di sini dulu.

Catatan ini bukan karena saya cari muka atau mau dikenal orang. Tapi hanya sebatas berbagi bagaimana perasaan saya sebagai pribadi introvert sekaligus klarifikasi jika ada kesalahpahaman. Karena saya nggak mampu mengungkapkannya secara lisan, maka tulisan inilah tercipta. Biarkan, melalui hati saya yang mengutarakan semuanya. Hingga lepas tak ada beban.

Saya bersyukur tuhan menciptakan saya dengan pribadi seluar biasa ini, dan saya sangat menikmatinya, menjadi diri saya.

Dan terima kasih kepada siapapun yang sudah berkenan untuk datang ke lapak kecil saya. Menyelami langit Oktober saya yang putih berbiru namun penuh misteri di dalamnya.
Sampai jumpa di episode Solitude berikutnya 🙋



Salam,



Belle dan langit Oktobernya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beri Judul Pada Sajak (Receh) Ini

Tentang Musim Gugur Yang Telah Lama Dinanti