Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

KETUK HATI; LIHAT APA YANG ADA DI DALAMNYA

Gambar
Karya: Belle PROLOG SI HATI Adakalanya, perasaan tumbuh menjadi absurd. Ketika diripun tak dapat mencari pertanyaan untuk dijawab. Semua terlihat tidak jelas. Ya, ketidakjelasan yang tersamarkan. Apakah ia jatuh hati? Pada siapa gerangan? Rumit! Perhatikan bagaimana nanti ia memperkenalkan pertanyaan itu. Dan dengarkan bagaimana nanti ia menjawab tanya yang selama ini sulit disibakkan kebenarannya. Adakah rasa itu menggelayut selaksa embun yang tak ingin melebur hilang bersama tanah? Jika ternyata jawaban itu tertuju pada satu sosok yang sombong, bagai kabut yang tak ingin disebut dirinya kelam, akankah hati tetap merinduinya? Akankah hati tetap meradang pilu bagai ‘kan hancur memendam rasa? NYANYIAN SI PENGAGUM Dia salah satu keindahan. Laksana hujan yang menenangkan karena aromanya. Laksana senja yang memukau lewat warna jingganya. Laksana bintang yang membentuk ribuan formasi di langit malam. Dia begitu mengagumkan. Bagai mata

“Mungkin Bisa Disebut Kecintaan pada Keindahan”

Gambar
            Cinta dan indah. Hakikat untuk kedua kata itu menggantung pada satu sudut orang-orang yang “ingin” menikmati sisi keabsurd-an mereka jika disatukan. Apa objek yang tepat untuk tulisan ini? Objek yang memiliki kekuatan hingga dapat mensinkronkan kata cinta dan indah. Tentu sang objek itu adalah keindahannya, hingga bisa menyembulkan satu rasa paling spektakuler sepanjang peradaban hidup manusia (oke, ini agak alay!)             Sebenarnya keindahan itu ada di manapun; di ujung pandang mata tak berbatas, di dalam sosok penyetel alarm jantung paling konyol manusia, atraksi sehelai daun yang tiba saatnya menggugurkan diri, atau mungkin satu tempat “misterius” di sudut tak terjangkau oleh rutinitas penghuni jagat raya, entah itu di mana, bisa ditebak sendiri.             Sampai detik ini, aku masih memikirkan objek yang pantas untuk bisa menjadi tokoh utama sementara dalam tulisan ini. Tapi bagi siapapun yang membaca, aku harap tidak ada tebak-tebakan dengan ke

Pantai yang Merindukan Senja

Gambar
Berbicara tentang laut takkan ada habisnya. Keindahan yang begitu memukau memancing beribu kenangan lama keluar dari tempat persembunyian. Debur ombaknya bernyanyi, memanggil suara-suara asing yang bersembunyi pada sudut ruang tak tersentuh. Aku menyukai pantai, tak lupa laut yang akan selalu melengkapinya. Bersama sunset menggantung di kaki langit tak ingin pergi. Bersama kawanan burung kecil yang kembali pulang setelah berkelana menelusuri luasnya angkasa biru. Dan bersama dia. Dia. Bagai melihatnya jelas di bibir pantai, sendiri, entah sedang apa, memikirkan siapa, atau cukup membeku menikmati semilir angin khas batasan dua dunia. Lihatlah, dia begitu mengagumkan! Itulah caraku merindukannya, meski tanpa menyebut nama, mendengar suara, atau bahkan memerhatikan sosoknya. Ya, sangat jelas aku menyukainya! Namun sayang. Laksana pantai yang menanti kapan senja melukis langitnya, laksana daun yang tak ingin menjatuhkan embun yang siap melebur ke dalam tanah, laksana malam ding