Catatan 90'

Gambar terkait

Tidak terasa waktu sudah berjalan jauh di depan sana. Banyak hal yang telah terlewati sadar maupun tidak sadar. Melihat anak murid di masa mereka, jadi kangen untuk balik lagi mengulang masa kecil. Ketika memperhatikan mereka bermain, kejar-kejaran, ejek-mengejek, jahil, iseng, nangis, berantem, jadi berpikir ulang, pernahkah saya dulu seperti itu? Kapan terakhir kali saya kejar-kejaran bareng anak laki-laki? Haha... Ingat semua itu berasa gila, senyum-senyum sendiri.

Ada pula zaman anak esde sekarang, gaulnya sudah sampai tahap "pacaran", bukan lagi malu-malu tai kucing suka sama si gebetan. Oh my God! Rasanya mau teriak ke mereka, "Please nak, nikmatin dulu masa anak-anakmu, jangan gede sebelum waktunya!". Kembali lagi berpikir keras, kapan pertama kali saya merasakan cinta monyet ala anak esde yang polos nan lugu? Sekali lagi senyum-senyum sendiri.

Hei, sebentar lagi tahun ini berakhir ya? Nggak tahu kenapa, saya jadi mudah baper kalau sudah membahas tahun baru. Terngiang angka 18 menari-nari di kepala saya. Mengingat umur sudah makin tua tapi masih banyak hal yang belum kesampaian, yang sederhana; WISUDA. Hiks.

Perjuangan banget kalau fokus bercabang, antara kuliah, mengajar, ngurusin anak orang, mikirin utang, judul proposal belum goal, ujung-ujungnya ngaret satu semester. Ya Allah, jangan sampai. Hiks!

Sekarang malah sibuk nostalgia zaman baheula. Putar ulang kejadian masa kecil ketika main bareng tiga abang, hujan-hujanan nganterin kebo' dari lapangan, begitu pulang kena marah ibu. Disuruh mandi, bukannya mandi yang bener malah main perosotan ubin, ngabisin sabun cuci di petakan tempat cuci baju. Emang dasar anak gembleng! Hehe...

Lain waktu, siang hari sedang terik-teriknya keluar rumah cuma buat ke warung beli ciki serenteng. Baliknya di kejar anjing sampai manjat pagar rumah. Berujung kena marah lagi. Laga banget yak, anak kecil siang-siang bukannya bobo cantik malah jajan. Kualat kan jadinya.

Pernah juga, lagi asik-asiknya menikmati es krim di siang hari bersama adik, si abang iseng, nakut-nakutin kalau ada ondel-ondel datang menuju rumah -- dulu saya takut sekali yang namanya ondel-ondel --. Sontak saya teriak ngamuk ke abang yang cekikikan puas. Untuk yang kedua kalinya, si abang beneran teriak kasih tahu bahwa ada suara ondel-ondel mau datang. Karena saya tidak mendengar suara apapun, ya saya anteng saja sambil masih menikmati es krim di tangan yang belum habis. Si abang sudah ngacir duluan masuk rumah dan iseng mengunci pintu.

Ketika suara itu mendekat dan saya melihat sendiri ujung kepala si ondel, lantas saya terbirit masuk rumah dengan nasib es krim yang sudah saya lempar entah ke mana. Teriak-teriak minta dibukakan pintu, menjerit ketakutan. Sementara si abang di dalam terbahak-bahak melihat ekspresi saya. Lantas adik saya? Haha... dia sudah lebih dulu menangis histeris terpaku diam di tempat lemas tak berdaya. Ibu saya pun datang dan mengomeli si abang untuk membuka pintu rumah, yang langsung disambut dengan larian takut saya sebagai senjata perlawanan diri -- maksudnya mau ngumpet di belakang sofa --

Bercerita tentang serunya masa kecil memang nggak ada habisnya dan membutuhkan waktu khusus untuk bersemedi, flashback ulang itu rekaman sampai tamat. Memberikan sedikit ruang kosong untuk bernapas sejenak kemudian kabur dari penatnya rutinitas orang dewasa. Cie, yang sekarang mah sudah dewasa.

Makanya, suka gereget sendiri lihat anak esde zaman sekarang gaya sudah kayak tante-tante kondangan. Pacaran pakai ada ritual manggil ayah-bundaan. #ngelusdada

Mereka tidak tahu, ketika besar nanti, di saat pikiran sudah tumpuk dengan segala macam problematika kehidupan, di jamin, pasti menyesal tidak mempergunakan masa kemerdekaan itu dengan sebaik-baiknya dan sebebas-bebasnya. Bebas nanya ini-itu, mengeksplorasi hal yang disuka, berpetualang mencari kadal dan bunglon, main bola, hujan-hujanan, nganterin kebo' ke kandangnya, dan segala macam kebebasan yang pantas dilakukan anak kecil pada umumnya.

Menginjak masa peralihan anak-anak?

Memang di situ saat-saat kita mulai mengenal lawan jenis. Perasaan-perasaan absurd yang sulit diterjemahkan anak esde tingkat akhir ynag masih polos tidak tahu apa-apa. Tapi kita masih tetap selow menanggapi, tidak berlebihan -- ini maksudnya sikap malu-malu tai kucing itu ya --.

Ah, indah banget ya putar ulang masa-masa itu. Saya lega bisa sedikit cerita tentang zaman cupu saya waktu rambut masih dipaksa emak untuk bermodel rambut Dora the Explorer. Haha...

Terima kasih untuk yang sudah berkenan membaca cerita Catatan 90' dari saya, dipersembahkan khusus untuk #savemasaanakanak. Bahwa anak-anak berhak menikmati masa perkembangan mereka tanpa gadget dan tontonan tidak mendidik.

Sebelum diakhiri, berpikir sejenak ya. Permainan masa kecil apa yang paling sering kalian mainkan?



Senin, 04 Des 2017 pukul 20.42 wib

Salam 90' an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solitude (Catatan Hati Si Introvert)

Beri Judul Pada Sajak (Receh) Ini

Tentang Musim Gugur Yang Telah Lama Dinanti