Pantai yang Merindukan Senja



Berbicara tentang laut takkan ada habisnya. Keindahan yang begitu memukau memancing beribu kenangan lama keluar dari tempat persembunyian. Debur ombaknya bernyanyi, memanggil suara-suara asing yang bersembunyi pada sudut ruang tak tersentuh. Aku menyukai pantai, tak lupa laut yang akan selalu melengkapinya. Bersama sunset menggantung di kaki langit tak ingin pergi. Bersama kawanan burung kecil yang kembali pulang setelah berkelana menelusuri luasnya angkasa biru. Dan bersama dia.

Dia.
Bagai melihatnya jelas di bibir pantai, sendiri, entah sedang apa, memikirkan siapa, atau cukup membeku menikmati semilir angin khas batasan dua dunia. Lihatlah, dia begitu mengagumkan! Itulah caraku merindukannya, meski tanpa menyebut nama, mendengar suara, atau bahkan memerhatikan sosoknya.
Ya, sangat jelas aku menyukainya!

Namun sayang. Laksana pantai yang menanti kapan senja melukis langitnya, laksana daun yang tak ingin menjatuhkan embun yang siap melebur ke dalam tanah, laksana malam dingin tanpa kehadiran para bintang dengan ribuan formasi di atap bumi, serta laksana lainnya.

Maaf apabila tulisan ini menggalau gila, baper tak terkira, atau seperti bisa membaca bahwa penulisnya sedang jatuh hati. Tulisan ini hanya menggambarkan bagaimana ketika membayangkan satu tempat ciptaan Tuhan bersama jutaan makna tersirat yang telah dibungkus rapi oleh Sang Maha Indah. Tinggal para khalifah bumi saja yang membukanya satu persatu dengan cara mereka sendiri, kemudian dijadikan pelajaran paling berharga dalam hidup. Baru kutemukan satu sudutnya.

Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku, andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi
Akulah lautan yang memeluk pantaimu erat
-Dee-

Silakan analogikan sendiri. Jika benci, rangkailah kata benci itu hingga tiada sesak lagi yang mengepul di pikiran. Jika rindu, ubahlah kata itu menjadi sespesial mungkin hingga tiada lagi yang perlu ditangisi, atau mungkin diangankan.

Tiada lagi pantai yang menginginkan kehadiran senja, karena matahari selalu menepati janjinya...


07 Maret 2016
Tempat : Bukan di tepi pantai



B e l l e

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermain Hujan

Tentang Musim Gugur Yang Telah Lama Dinanti