“Mungkin Bisa Disebut Kecintaan pada Keindahan”
Cinta dan indah.
Hakikat untuk kedua kata itu menggantung pada satu sudut orang-orang yang
“ingin” menikmati sisi keabsurd-an mereka jika disatukan. Apa objek yang
tepat untuk tulisan ini? Objek yang memiliki kekuatan hingga dapat
mensinkronkan kata cinta dan indah. Tentu sang objek itu adalah
keindahannya, hingga bisa menyembulkan satu rasa paling spektakuler sepanjang
peradaban hidup manusia (oke, ini agak alay!)
Sebenarnya keindahan itu ada di manapun;
di ujung pandang mata tak berbatas, di dalam sosok penyetel alarm jantung
paling konyol manusia, atraksi sehelai daun yang tiba saatnya menggugurkan diri,
atau mungkin satu tempat “misterius” di sudut tak terjangkau oleh rutinitas penghuni
jagat raya, entah itu di mana, bisa ditebak sendiri.
Sampai detik ini, aku masih
memikirkan objek yang pantas untuk bisa menjadi tokoh utama sementara dalam
tulisan ini. Tapi bagi siapapun yang membaca, aku harap tidak ada tebak-tebakan
dengan kesutuyan tingkat alay kalian. Biarlah ini mengalir apa adanya,
sesuai dengan berkembangnya imajinasi penulis yang tampaknya bisa dibilang
liar, nggak jelas, atau jangan-jangan kesurupan.
~MR~
Indah. Dia sungguh indah, dan aku
menyukainya. Meski tanpa liuk pohon hijau yang melambai-lambai bagai sedang
senam poco-poco, bentangan langit berwarna jingga, atau apapun. Cukup dia yang
berjalan membawa kekhasannya yang memesona. Oh, itu indah.
Dia yang bagai berwujud alam,
selaksa penantian surya yang tak sabar ingin menunjukkan rindunya pada hari.
Serasa lembayung senja berpangku di pundak sang kakek. Dan seperti kehangatan
yang memeluk cakrabuana tak kenal jenuh. Ya, itu sungguh indah.
Tak banyak kata untuk menggambarkan
sosok “dia” yang sederhana. Sesederhana mendengar denyut nadinya yang seirama, gila
menguasai kala tak sengaja berpandang senyum miliknya yang menjuntai tanggung, dan
cukup mendengar satu demi satu huruf yang berbaris sempurna membentuk formasi
namanya. Ya, itu benar-benar indah.
Teruntuk keindahan yang dicipta
sungguh hebat oleh sang maha penuh keindahan.
Aku, kau, dia, semua, mencintai
meski terkadang sulit menafsirkan apa yang tengah perasaan dan logika mainkan. Aku;
terkadang berpikir apa sepatutnya mata menginginkan garis menari di lukisan
awan. Dia; terkadang tak sadar apa yang sedang diukir dalam keabsurdan jiwanya.
Kau; terkadang payah meracik sendiri kata cintamu untuk kemudian diutarakan
pada “dia”, tepatnya hanya menjadi kumpulan berkas tak terbaca di dalam hatimu
tanpa siapapun tertarik dan meliriknya.
Bagi segala keindahan itu. Sungguh, kau
sanggup mengubah keramaian menjadi hampa pilu. Kejenuhan bermetamorfosa dalam
wujud sumber energi pembangkit semangat pahlawan revolusi. Membuat mimpi seolah-olah
lebih dekat dalam helaan nafas. Dan membuktikan bagi mereka yang terlanjur
membunuh bengis hatinya hingga mati, bahwa cinta ada bersanding dengan indah. Tiada
salah untuk hal itu.
~MR~
Senin, 28 Maret 2016
B e l l e,
yang tengah berubah menjadi "Miss Rangers"
yang tengah berubah menjadi "Miss Rangers"
Di tempat penuh dengan keindahan
Komentar
Posting Komentar